Dari Anakku, Aku Belajar



Suatu siang, aku duduk berdua bersama anakku di dekat jendela. Ku pegang sepiring nasi lengkap beserta lauk pauk. Aku sudah siap untuk menyuapi Audia makan, yang memang saat itu sudah masuk jam makan siang. Seperti biasa, ketika anak kecil makan pasti ada nasi yang terjatuh berserakan di atas lantai. Kemudian dengan refleks aku ambil nasi-nasi tersebut dan ku buang melalui jendela. Tak lama kemudian, Audia melepehkan makanannya sehingga tercecer di atas lantai. Dengan sigap Audia pun mengambilnya dan membuangnya juga melalui jendela seperti yang sudah aku lakukan sebelumnya. 
Sepersekian menit kemudian aku tersadar, seharusnya aku tak melakukan hal seperti itu. Ketika ada nasi yang tercecer, seharusnya aku kumpulkan saja dahulu. Karena secara tidak langsung, apa yang aku lakukan di depan anakku, dia akan mempraktekkannya juga. Alhasil seharusnya nasi itu dia makan, jadi dengan sengaja dia lepehkan agar bisa dia buang juga. 
Dari sana aku belajar, bahwa anakku Audia mengingatkanku untuk tidak membuang begitu saja makanan yang jatuh. Karena masih banyak orang di luar sana yang kelaparan karena kekurangan beras, dll. Secara tidak langsung Audia menegurku dengan perbuatannya. Jika aku lakukan hal seperti itu, maka Anakku akan mencontoh juga dan membuang-buang makanan juga. 

Di kesempatan lain, saat aku sedang sibuk dengan beberapa pekerjaan rumah sehingga aku hanya bisa menyuapi anakku dengan sangat tergesa-gesa. Saat itu, Audia malah tidak mau makan sama sekali. Padahal aku tau dia sedang lapar dan memang sudah jam Audia untuk makan. Saat aku hendak marah karena Audia tidak mau makan. Aku sadar bahwa Anakku ingin makan saat ibunya benar-benar fokus hanya untuk bersamanya. Fokus dengan Audia saja saat memberi makan sambil bercerita dan bermain bersamanya. Aku, mungkin kita semua sering menyepelekan kebersamaan bersama anak. Padahal sebenarnya, sesuatu yang berharga dan kemudian akan membentuk karakter dan pribadi anak tergantung bagaimana kedekatan anak terhadap kedua orangtuanya.
Anak sebenarnya adalah cermin untuk diri kita sendiri. Karena semua yang kita lakukan secara langsung atau tidak langsung akan dia contoh dan dia lakukan juga dikemudian hari. Sungguh, sebagai seorang Ibu, mengasuh dan mendidik anak bukanlah suatu pekerjaan, namun keharusan dan kewajiban. Mendidik dan membesarkan anak adalah Ilmu sepanjang hayat bagi orang tua. Dari cara kita mendidik dan mengasuhnya, aku juga mempelajari banyak hal mulai dari hal yang sederhana seperti mempelajari tentang bagaimana menghargai makanan, memperluas rasa sabar sampai hal yang kompleks pelajaran untuk terus berbenah memperbaiki diri agar apa yang aku lakukan nanti, bisa menjadi contoh dan teladan yang baik bagi anak-anakku


Komentar

  1. setujuuu, anak ada tmpat kita belajar sepanjang masaa..
    anak2 juga memiliki keistimewaannya masing2, semangat mom ❤️

    BalasHapus
  2. Masyaallah, setuju banget sih. Terkadang kata orang, kita sebagai orangtua adalah guru anak-anak kita. Tp sebaliknya justru anak2 kitalah guru yg sebenernya, kita banyak belajar dari hal2 kecil dari anak kita

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya bener sekali mom 😍 semangat terus jadi pribadi yang lebih baik yaaa

      Hapus
  3. Masyaallah bener banget ini, aku banyaaaakk banget belajar dari anak juga. semangaaat ya mak emaaakkk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyes.. Semangaat semangaat emak2 mendidik anak dan belajar dari anak 🥰

      Hapus
  4. Setuju sih ini… semoga bisa nular yaaa aku dpt momongann, semangat juga buat momom dan anak mu sehat selalu momm..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aminn ya Rabbal alamin.. Semoga segera hadir yaa mom sang buah hati disisi kalian berdua ❤❤❤

      Hapus

Posting Komentar

Postingan Populer